Jembatan

21.01 goodongaring 0 Comments



Jembatan

Sedalam-dalam sajak tak mampu menampung air mata bangsa.
Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi
Dalam teduh pekewuh dalam isyarat dan kisah tanpa makna.
Maka aku pun pergi menatap pada wajah berjuta.
Wajah orang jalanan yang berdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota.
Wajah orang tergusur. Wajah yang ditilang malang.
Wajah legam para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan.
Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase indah di berbagai palaza.
Wajah yang diam-diam menjerit mengucap tanah air kita satu
Bangsa kita satu bahasa kita satu bendera kita satu !
Tapi wahai saudara satu bendera kenapa sementara
Jalan jalan mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah yang ada,
Tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang di antara kita?
Di lembah-lembah kusam pada puncak tilang kersang dan otot linu mengerang mereka pancangkan koyak-miyak bendera hati dipijak ketidakpedulian pada saudara.
Gerimis tak mampu mengucapkan kibarannya.
Lalu tanpa tangis mereka menyanyi padamu negeri airmata kami.
Karya: Sutardji Calzoum Bachri
(Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air)

You Might Also Like

0 komentar: