Diam
Kalimat melesat
minggat
Kata tekunci
dalam ruang gulita
Suarapun tak
mampu mengungkap
Walau hanya lirih
Diam…
Terpenuhi
tumpahan misteri dan kehampaan
Berjuta-juta
rahasia meledak dalam diam
Berarti sepi
berarti sunyi
Tak ada bahasa
tak ada sisa
Hanya diam,
Tiada satupun yang
tahu!
Mengapa dan ada
apa?
Rekaan berlomba
tebak-menebak
namun luapan arti
tak sanggup menerka
Hanya nafas yang
memburu
Dan jantung yang
berguncang tak berirama
Seakan-akan
terlepas
Yang sudi
menampakkan…
Diam…
Sampai musnahkan
waktu
Hanya dalam
tempatmu terpaku
Hanya kau dan
Tuhan,
Dialah gudang
rasamu
Hatimu dan diammu
Karya: Nila Zulva Rosyida
02 Agustus 2015
Jeritan
Alam
Menepi, membatu, dan terkikis
Namun tiada habis
Diterjang panas sampai dingin
Berselimut hujan, badai, dan angin
Alam…
Dimanapun
dan kapanpun
Engkau
tetap bertahan
Demi
menampung dan mengusung kehidupan
Setiap ujungmu terangkai sejuta pesona
Agung dan menakjubkan!
Namun, bagaimana sekarang?
Masihkah keajaibanmu?
Banjir,
longsor, gempa!
Bergemuruh
kau meronta dan menjerit!
Semakin
gersang semakin hilang
“Kemana
rasa pedulimu?”
Selalu kutunggu tangan-tangan kelestarianmu
Hanya tetesan air aku meminta
Jikalau aku berakhir, kehidupan juga akan musnah!
Rawat, jaga dan lestarikanlah…
Karya: Nila Zulva Rosyida
Terbangkan puisiku
Tak usah
menghiburku lagi, angin
Belukat telah
menari dan dedaunan mewarnai langit
Namun jelaga
memasung gelisahku di hamparan kelam
Aku tak bisa
mengikutimu, angin
Walau sayap
berpuisi ingin membawamu bebas
Tak terbentur
bentuk takut
Tak usah
menghiburku lagi, angin
Dan kau semakin
berembus
Semilir tak bisa
membebaskanku
Namun terbangkanlah
puisi-puisiku
Karya: Ira Rana Isaura